Doa Mukaddimah Pidato Lengkap



Berbicara di depan umum menjadi hal yang sering kita lihat. Tapi bagaimana jika suatu ketika kita yang harus melakukannya. Pada acara acara tertentu seperti peringatan hari Islam atau yang lainnya diwajibkan menggunakan Doa Mukaddimah Pidato Lengkap sebelum memulai pidato.

Pada dasarnya, dalam kalimat pembuka atau mukadimah ceramah pidato kita memuji kepada Allah SWT serta memanjatkan rasa syukur kita atas segala karunia yang telah diberikan oleh-Nya, serta menyerukan (membaca) sholawat atas Nabi Akhir Zaman yakni Nabi Muhammad SAW. Untuk lebih jelasnya, silakan langsung saja simak Kumpulan Contoh Mukadimah (Pembukaan) Ceramah/Pidato dalam Bahasa Arab dan Terjemahannya berikut ini.

Kumpulan Contoh Mukadimah Pidato (Kalimat Pembukaan Ceramah)

Contoh Mukadimah Pidato #1

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأََشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ؛
 Artinya :
Segala puji bagi Allah, yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat hamba-hambanya, Maha suci Allah, Dia-lah yang menciptakan bintang-bintang di langit, dan dijadikan padanya penerang dan Bulan yang bercahaya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya, yang diutus dengan kebenaran, sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, mengajak pada kebenaran dengan izin-Nya, dan cahaya penerang bagi umatnya. Ya Allah, curahkan sholawat dan salam bagi nya dan keluarganya, yaitu doa dan keselamatan yang berlimpah.

Contoh Mukodimah Pidato #2

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ؛
 Artinya :
Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya dan meminta pertolongan, pengampunan, dan petunjuk-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan keburukan amal kita. Barang siapa mendapat dari petunjuk Allah maka tidak akan ada yang menyesatkannya, dan barang siapa yang sesat maka tidak ada pemberi petunjuknya baginya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Ya Allah, semoga doa dan keselamatan tercurah pada Muhammad dan keluarganya, dan sahabat dan siapa saja yang mendapat petunjuk hingga hari kiamat
Contoh Kalimat Pembukaan Ceramah (Mukodimah Pidato) #3

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ؛
 Artinya :
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat ilahi Rabbi, atas karunia-Nya kita bisa sama-sama berkumpul dalam rangka thalabulilmi, mencari ilmu. Serta kita bisa bersilaturahim, bertatap muka di majlis yang mulia ini dalam kadaan aman fi amanillah, sehat wal afiat. Mudah-mudaham setiap derap langkah bisa membuahkan pahala bagi kita semua, bisa menjadi penghapus dosa dan pengangkat derajat di hadapan llah Swt.Taklupa semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada jungjunan kita Nabi Muhammad Saw., kepada keluarganya, sahabatnya, para tabi’in, tabiut tabiahum, kepada kita semua, serta kepada seluruh umatnya hingga akhir zaman yang menjadikan sebagai uswatun hasanah, suri tauladan yang baik.

Contoh Kalimat Pembuka (Mukadimah) Pidato dan Ceramah #4

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ. وَنُصَلِّيْ وَنُسَلِّمُ عَلَى خَيْرِ اْلأَنَامِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ
 Artinya :
Segala puji bagi Allah yang telah memberi sebaik-baik nikmat berupa iman dan islam. Salawat dan doa keselamatanku terlimpahkan selalu kepada Nabi Agung Muhammad Saw berserta keluarga dan para sahabat-sahabat Nabi semuanya

Contoh Mukadimah Ceramah/Pidato #5

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ
 Artinya :
Segala puji bagi Allah Sang Penguasa alam semesta. Semoga salawat serta keselamatan tercurahkan selalu kepada Nabi dan Rasul termulia. Berserta keluarga dan sahabat-sahabatnya, semuanya.

Itulah beberapa kumpulan contoh mukaddimah ceramah dan pidato bahasa arab dan artinya yang dapat kami share pada pertemuan kali ini. Dalam Mukadimah diatas, Anda dapat menambahkan kalimat atau Surat Al-Qur'an sebelum atau sesudah kalimat أَمَّا بَعْدُ (AMMAA BA'DU), sesuai dengan tema yang akan Anda bawakan saat berpidato atau ceramah. Misalnya Anda akan berbidato tentang Puasa Ramadhan, maka dalam Mukadimah bisa Anda tambahkan Firman Allah tentang perintah kewajiban Puasa.

Sebagai contoh saya menggunakan contoh #5 mukadimah pidato  dan akan berbidato tentang kewajiban puasa ramadhan.

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ. اَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
صدق الله العظيم
أَمَّا بَعْدُ

Begitulah kurang lebihnya. Jadi Anda bisa sesuaikan sendiri ayat-ayat Al-Qur'an yang akan dibacakan dalam Mukadimah Pidato sesuai dengan tema Pidato yang akan Anda bawakan. Semoga bermanfaat.

Rukun Shalat Fardhu Lengkap



Kami yakin Anda tentu mengetahui rukun-rukun dalam sholat, tapi sudahkah kita memahaminya? Ingat...!!! Mengetahui belum tentu memahami, tapi memahami sudah pasti mengetahui. Jadi, lewat artikel ini kami akan mengajak Anda semua untuk lebih mengetahui dan memahami rukun-rukun sholat.

Memahami rukun shalat sangatlah penting dan bahkan wajib bagi kita kaum muslim. Pasalnya, ketika salah satu rukun shalat di tinggalkan (dengan sengaja) maka shalat pun batal dan tidak syah sebagaimana kesepakatan para ulama. Namun apabila secara tidak sengaja (lupa) meninggalkan salah satu rukun shalat, maka para ulama berpendapat "Jika mampu untuk mendapati rukun tersebut lagi, maka wajib untuk melakukannya kembali".

Menurut para ulama hanafiyah, meninggalkan rukun sholat karena lupa maka shalatnya batal jika memang tidak mampu mendapatinya lagi, sedangkan mayoritas ulama berpendapat bahwa raka’at yang ketinggalan rukun tadi menjadi hilang. Adapun jika rukun yang ditinggalkan adalah takbiratul ikhram, maka ia memasuki shalat dengan tidak benar dan harus mengulangnya dari awal lagi. Dan berikut adalah rukun shalat selengkapnya

Rukun-rukun dalam Shalat Fardhu Lengkap
Ilustrasi : Rukun Shalat. Berdiri (bagi yang mampu), Duduk (bagi yang tidak mampu berdiri), Tidur (bagi yang tidak mampu berdiri dan duduk)

#1 Berdiri bagi yang Mampu

Sholat merupakan kewajiban bagi setiap muslim laki-laki maupun perempuan yang berakal dan sudah baligh. Dalam keadaan sakit pun kita diwajibkan untuk melaksanakan ibadah shalat, jika memang tidak mampu berdiri maka bisa dengan duduk dan apabila duduk pun tidak mampu, maka bisa dilakukan dengan tidur. Rasulullah SAW bersabda :

صَلِّ قَائِمًا ، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا ، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ
 Artinya :
Shalatlah dalam keadaan berdiri. Jika tidak mampu, kerjakanlah dalam keadaan duduk. Jika tidak mampu lagi, maka kerjakanlah dengan tidur menyamping. (HR. Bukhari)


Jadi, selagi kita masih sehat janganlah sekali-kali meninggalkan shalat. Karena sholat adalah kewajiban sekaligus kebutuhan bagi kita umat islam.

#2 Takbiratul Ikhram

Sebagaimana yang sudah kami paparkan pada artikel sebelumnya tentang Bacaan Takbiratul Ihram, bahwa yang dimaksud takbiratul ihram adalah ucapan takbir "ALLAAHU AKBAR..." . Dan ucapan takbiratul ihram ini tidak dapat digantikan dengan ucapan lainnya meskipun artinya sama atau semakna.

Rasulullah SAW bersabda;
مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطُّهُورُ، وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ، وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ
 Artinya :
Pembuka shalat adalah thoharoh (bersuci). Yang mengharamkan dari hal-hal di luar shalat adalah ucapan takbir. Sedangkan yang menghalalkannya kembali adalah ucapan salam. (HR. Abu Daud 618, Turmudzi 3, & disahihkan al-Albani).

#3 Membaca Surat Al-Fatihah disetiap Raka'at

Pada artikel terdahulu, kami pernah berbagi Hikmah dan Keutamaan Surat Al-Fatihah. Selain memiliki manfaat yang luar biasa, Surat Al-Fatihah juga menjadi rukun shalat yang harus dibaca di setiap raka'at ketika shalat. Rashulullah SAW bersabda;

لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ
 Artinya :
Tidak ada shalat (artinya tidak sah) orang yang tidak membaca Al Fatihah. (HR. Bukhari dan Muslim)
Untuk bacaan Al-Fatihah kami yakin kita semua sudah pada hafal. Jadi, kami tidak menyajikannya di sini untuk bacaan Surat Al-Fatihah.

#4 Ruku' dan Tuma'ninah

Ruku' adalah keadaan dimana seseorang membungkukkan badan ketika sholat dengan posisi telapak tangan memegang lutut. Sedangkan tuma'ninah yaitu keadaan tenang dimana setiap persendian juga ikut tenang. Ada pula ulama yang mengatakan bahwa thuma’ninah adalah sekadar membaca dzikir yang wajib dalam ruku’.


Adapun dalil tentang Ruku' dan tum'aninah sebagai rukun shalat adalah sebagai berikut

ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا
 Artinya :
Kemudian ruku’lah dan thuma’ninahlah ketika ruku'. (HR. Bukhari dan Muslim)

Sebagaimana Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan pada orang yang jelek shalatnya sehingga ia pun disuruh untuk mengulangi shalatnya, beliau bersabda,

لاَ تَتِمُّ صَلاَةُ أَحَدِكُمْ حَتَّى يُسْبِغَ … ثُمَّ يُكَبِّرُ فَيَرْكَعُ فَيَضَعُ كَفَّيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ حَتَّى تَطْمَئِنَّ مَفَاصِلُهُ وَتَسْتَرْخِىَ
 Artinya :
Shalat tidaklah sempurna sampai salah seorang di antara kalian menyempurnakan wudhu, … kemudian bertakbir, lalu melakukan ruku’ dengan meletakkan telapak tangan di lutut sampai persendian yang ada dalam keadaan thuma’ninah dan tenang. (HR. Ad Darimi no. 1329. Syaikh Husain Salim Asad mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

#5 I'tidal setelah Ruku' dan Tuma'ninah

Berdasarkan Sabda Rasulullah SAW kepada orang yang sholatnya tidak bagus atau jelek

ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا
 Artinya :
Kemudian tegakkanlah badan (i’tidal) dan thuma’ninalah

#7 Sujud dan Tuma'ninah

Nabi SAW mengatakan pada orang yang jelek shalatnya;
ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا
 Artinya :
Kemudian sujudlah dan thuma’ninalah ketika sujud.

Sujud dilakukan dua kali disetiap raka'at shalat. Ketika sujud hendaklah dilakukan pada tujuh bagian anggota badan: [1,2] Telapak tangan kanan dan kiri, [3,4] Lutut kanan dan kiri, [5,6] Ujung kaki kanan dan kiri, dan [7] Dahi sekaligus dengan hidung.


Rasulullah SAW bersabda :

أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظُمٍ عَلَى الْجَبْهَةِ – وَأَشَارَ بِيَدِهِ عَلَى أَنْفِهِ – وَالْيَدَيْنِ ، وَالرُّكْبَتَيْنِ وَأَطْرَافِ الْقَدَمَيْنِ
 Artinya :
Aku diperintahkan bersujud dengan tujuh bagian anggota badan: [1] Dahi (termasuk juga hidung, beliau mengisyaratkan dengan tangannya), [2,3] telapak tangan kanan dan kiri, [4,5] lutut kanan dan kiri, dan [6,7] ujung kaki kanan dan kiri.

#8 Duduk diantara Dua Sujud dan Tuma'ninah

Rasulullah SAW bersabda:

ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا
 Artinya :
Kemudian sujudlah dan thuma’ninalah ketika sujud. Lalu bangkitlah dari sujud dan thuma’ninalah ketika duduk. Kemudian sujudlah kembali dan thuma’ninalah ketika sujud.

#9 Tasyahud Akhir dan Duduk Tasyahud

Rasulullah SAW bersabda;
فَإِذَا قَعَدَ أَحَدُكُمْ فِى الصَّلاَةِ فَلْيَقُلِ التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ
 Artinya :
Jika salah seorang antara kalian duduk (tasyahud) dalam shalat, maka ucapkanlah “at tahiyatu lillah …" (HR. HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud).

#10 Shalawat Kepada Nabi setelah Tasyahud Akhir

Dalilnya adalah hadits Fudholah bin ‘Ubaid Al Anshoriy. Rasulullah SAW pernah mendengar seseorang yang berdo’a dalam shalatnya tanpa menyanjung Allah dan bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau mengatakan, “Begitu cepatnya ini.” Kemudian Nabi SAW mendo’akan orang tadi, lalu berkata padanya dan lainnya,

إذا صلى أحدكم فليبدأ بتمجيد الله والثناء عليه ثم يصلي على النبي صلى الله عليه وسلم ثم يدعو بعد بما شاء
 Artinya :
Jika salah seorang di antara kalian hendak shalat, maka mulailah dengan menyanjung dan memuji Allah, lalu bershalawatlah kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu berdo’a setelah itu semau kalian. (Riwayat ini disebutkan oleh Syaikh Al Albani dalam Fadh-lu Shalat ‘alan Nabi, hal. 86, Al Maktabah Al Islamiy, Beirut, cetakan ketiga 1977)

Untuk bacaan Sholat Nabi, sudah kami rangkum dalam artikel sebelumnya yaitu Bacaan Tasyahud Akhir Lengkap Arab, Latin dan Artinya)

#11 Salam

Sebagaimana yang sudah disebutkan diatas, bahwa yang mengharamkan hal-hal diluar shalat adalah takbir, sedangkan yang mengalalkannya kembali adalah salam.

Rasulullah SAW bersabda;
مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطُّهُورُ، وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ، وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ
 Artinya :
Pembuka shalat adalah thoharoh (bersuci). Yang mengharamkan dari hal-hal di luar shalat adalah ucapan takbir. Sedangkan yang menghalalkannya kembali adalah ucapan salam. . (HR. Abu Daud 618, Turmudzi 3, & disahihkan al-Albani).

Dalam buku "Sifat Shalat Nabi" Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, hal. 188, Maktabah Al Ma’arif, bahwa model salam ketika shalat ada empat:
Salam ke kanan “Assalamu ‘alaikum wa rohmatullah”, salam ke kiri “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah”.
Salam ke kanan “Assalamu ‘alaikum wa rohmatullah wa barokatuh”, salam ke kiri “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah”.
Salam ke kanan “Assalamu ‘alaikum wa rohmatullah”, salam ke kiri “Assalamu ‘alaikum”.
Salam sekali ke kanan “Assalamu’laikum”.

Menurut pendapat ulama Syafi’iyah, Malikiyah dan mayoritas ‘ulama, yang termasuk dalam rukun di sini adalah salam yang pertama, yakni; Salam ke kanan “Assalamu ‘alaikum wa rohmatullah”, salam ke kiri “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah”.

#12 Berturut-turut (Urut sesuai Rukun yang ada)

Alasannya karena dalam hadits orang yang jelek shalatnya, digunakan kata “tsumma“ dalam setiap rukun. Dan “tsumma” bermakna urutan. (Pembahasan rukun shalat ini banyak disarikan dari penjelasan Syaikh Abu Malik dalam kitab Shahih Fiqh Sunnah terbitan Al Maktabah At Taufiqiyah).

Itulah beberapa Rukun-rukun Shalat Lengkap yang wajib kita pahami, bukan sekedar untuk diketahui. Semoga dengan adanya artikel ini dapat memberikan pemahaman bagi kita semua tentang Rukun dalam Shalat.

Sumber Referensi
#http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/rukun-rukun-shalat.html 

Doa Wirid Shalat Fardhu Lengkap dan Artinya



Sangat dianjurkan untuk kita semua, sesudah selesai sholat fardhu untuk membaca wirid dan dizkir yang kemudian dilanjutkan dengan doa setelah sholat. Kata orang tua, jika seseorang saat selesai salam (dalam sholat) langsung pergi tanpa terlebih dahulu wirid dan dzikir, maka kelak di alam kubur ia akan menjadi seekor monyet. Entah itu benar adanya atau hanya sekedar menakut-nakuti anaknya agar mereka pada melakukan wirid dan dzikir sesudah / setelah sholat fardhu.

Dalam lafadz dzikir dan wirid setelah sholat, baik itu sholat wajib maupun shalat sunnah, bacaannya bermacam-macam. Seperti membaca Istighfar, membaca surat Al-Fatihah, Membaca Ayat Kursi, membaca takbir, tahlil dan masih banyak lagi.

Untuk lebih jelasnya, silakan langsung saja simak dan pelajari wirid dan dzikir sesudah sholat   dalam bahasa arab, tulisan latin dan artinya berikut ini :

Lafadz wirid dan dzikir sesudah sholat lengkap
Ilustrasi : Wirid dan Dzikir setelah/sesudah Shalat
(3x) أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ اَلَّذِي لآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ اْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
ASTAGHFIRULLOHAL_'ADZHIIM(A) AL-LADZII LAA ILAAHA ILLAA HUWAL KHAYYUL QOYYUUMU WA ATUUBU ILAIH(I). (Dibaca 3x)

  لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
LA_ ILAHA ILLALLOHU WA'HDAHULA_ SYARIIKALAH(U), LAHULMULKU WALAHUL'HAMDU YU'HYII WAYUMIITU WAHUWA 'ALA_KULLI SYAI'IN(g)QODIIR(u). (Dibaca 3x)

اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ، فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمُ وَأَدْخِلْنَا اْلجَنَّةَ دَارَ السَّلاَمِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَاالْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ
ALLOHUMMA AN(g)TASSALA_MU WA MIN(g)KASSALA_MU WA ILAIKA YA'UWDUSSALA_M(u), FAKHAYYINA_ ROBBANA_ BI_SSALA_MU WA ADKHILNALJANNATA DA_ROSSALA_MI TABA_ROKTA ROBBANA_ WA TA'A_LAITA YA_DZA_LJALA_LI WAL IKRO_M(i)

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
A'UUDZU BI_LLAHIMINASY-SYAITHO_NIRROJIIM(i)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
BISMILLAHIRRO'HMANIRRO'HIIM(i)

الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ. الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اهْدِنَا الصِّرَاطَ اْلمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ اْلمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَآلِّيْنَ. آمِيْنَ
AL'HAMDULILLAHIROBBIL'AaLAMIiN(i) - ARRO'HMANIRRO'HIM(i) - MALIKI YAWMIDDIiN(i) - IYYAKA NA'BUDU WA IYYAKA NASTA'IiN(u) - IHDINASH-SHIRO_THOLMUSTAQIiM(a) - SHIRO_THOLLADZIiNA AN'AMTA 'ALAIHIM GHOIRILMAGH-DHUuBI 'ALAIHIM WALA_DHO_LLIiN(a) - AaMIiN(a).
وَإِلهُكُمْ إِلهٌ وَاحِدٌ لآ إِلهَ إِلَّا هُوَالرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ. اَللهُ لآاِلهَ اِلاَّ هُوَاْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ ج لاَتَأْخُذُه سِنَةٌ وَلاَنَوْمٌ ط لَهُ مَافِى السَّموَاتِ وَمَافِى اْلاَرْضِ قلى مَنْ ذَالَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَه اِلاَّبِاِذْنِه ط يَعْلَمُ مَابَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ ج وَلاَيُحِيْطُوْنَ بِشَيْئٍ مِنْ عِلْمِه اِلاَّبِمَاشَآءَ ج وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّموَاتِ وَاْلاَرْضَ ج وَلاَيَؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَالْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
WA ILAAHUKUM ILAAHUW WAA HIDU LAA ILAAHA ILLAA HUWAR ROHMAANUR ROHIIMU. ALLAAHU LAA ILAAHA ILLAA  HUWAL HAYYULQOYYUuM(u). LAA TA’KHUDZUHUU SINATUW WA LAA NAUUM. LAHUU MAA FISSAMAAWAATI WA MAA FIL ARDHI. MAN DZAL LADZII YASFA’U ‘INDAHUU ILLAA BI IDZNIHI. YA’LAMU MAA BAINA AIDIIHIM WA MAA KHALFAHUM. WA LAA YUHITHUUNA BI SYAI-IN MIN ‘ILMIHII ILLAA BI MAASYAA-A. WASI’A KURSIYYUHUSSAMAAWAATI WAL ARDHA. WA LAA YA-UDHUU HIFZHUHUMAA WAHUWAL ‘ALIYYUL AZHIIM

إِلَهَنَا رَبَّنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا سُبْحَانَ اللهِ  
سُبْحَانَ اللهِ
ILAHANA_ ROBBANA_ AN(g)TAMAULA_NA_ SUB'HANALLOH(i)
SUB'HANALLOH (Dibaca 33x)
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ دَائِمًا أَبَدًا اَلْحَمْدُ ِللهِ
 اَلْحَمْدُ ِللهِ
SUB'HA_NALLOHI WABI'HAMDIHI DA 'IMAN ABADAN AL'HAMDULILLAH(i)
AL'HAMDULILLAH (Dibaca 33x)

اْلحَمْدُ ِللهِ عَلىَ كُلِّ حَالٍ وَفِي كُلِّ حَالٍ وَبِنِعْمَةِ يَا كَرِيْمُ
اللهُ أَكْبَرُ
AL'HAMDULILLAHI 'ALA KULLI'HA_LINN WAFIiKULLI'HALIN WABINI'MATI YA_KARIiM(u)
ALLOHU AKBAR (Dibaca 33x)

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ
ALLOHU AKBAR(u) KABIiRON WAL'HAMDULILLAHI KATSIiRON WASUB'HA_NALLOHI BUKROTAN WA ASHIiLAN, LA_ILAHA ILLALLOHU WA'HDAHULA_SYARIiKALAH(u), LAHULMULKU WALAHUL'HAMDU YU'HYIi WAYUMIiTU WAHUWA 'ALA_KULLI SYAi IN(g)QODIiR(u). WALA_'HAWLA WALA_QUWWATA ILLA_BI_LLAHIL 'ALIYYIL'ADZHIiM(i).

أَسْتَغْفِرُ اللهَ اْلعَظِيْمَ (ثلاث مرات)، إِنَّ اللهَ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ
ASTAGHFIRULLOHAL_'ADZHIIM(A) (Dibaca 3x), INNALLOHA GHOFUURURO'HIIM(u)

أَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ
AFDHOLUDZ-DZIKRI FA_'LAM ANNAHU...

baca juga Keutamaan Bismillah

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
LA ILAHA ILLALLOH(u) (Dibaca 33x)

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَلِمَةُ حَقٍّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوْتُ وَبِهَا نُبْعَثُ إِنْ شَآءَ اللهُ مِنَ اْلآمِنِيْنَ
LA ILAHA ILLALLOHU MU'HAMMADUROSUULULLOHI SOLLALLOHU 'ALAIHI WA SALLAM(a), KALIMATU'HAQQIN 'ALAIHA_ NA'HYA_ WA 'ALAIHA_ NAMUUTU WA BIHA_ NUB'A-TSU IN(g)SYA_ 'ALLOHU MINAL AMINIIN(a).

Demikian Doa Wirid Shalat Fardhu Lengkap dan Artinya semoga bermanfat.

disadur dari http://www.blogkhususdoa.com/

Doa Mandi Wajib Setelah Berhubungan Suami Istri


Doa Mandi Wajib Setelah Berhubungan Suami IstriBaiklah, inilah tata cara mandi wajib yang benar dan dilengkapi dengan doa mandi wajib. Informasi tentang mandi wajib ini akam membantu anda dalam mengetahui seperti apa bacaan doa mandi wajib dan tata cara mandi wajib yang benar, akan tetapi sebelum kita membahas tata cara mandi wajib yang benar dan membaca doa mandi wajib, alangkah baiknya kita membahas beberapa hal yang dapat menyebabkan kita mesti melakukan mandi wajib.

Mandi atau al Ghuslu adalah mengalirkan air pada sesuatu, sedangkan secara syariat bahwa al ghuslu itu menuangkan air pada seluruh anggota badan dengan menggunakan tata cara yang khusus. Ibnu Malik pernah mengatakan bahwa al ghuslu (dengan ghoin-nya di dhommah) dapat kita maksudkan yaitu untuk perbuatan mandi dan air yang akan digunakan dalam mandi.

Disini terdapat beberapa hal yang mesti mewajibkan kita untuk mandi wajib yaitu:
Pertama, keluarnya air mani bersama syahwat

Sebagaimana yang dijelaskan oleh ulama Syafiiyah, bahwa mani dapat dibedakan atas wadi dan madzi dengan hanya melihat ciri-ciri keluar air maninya: 1) memiliki bau yang khas sama dengan bau adonan roti saat basah dan sama dengan bau telur ketika mengering;2) Keluarnya akan memancar;3) Keluarnya akan terasa nikmat dan akan mengakibatkan badan ini akan lemas. Nah jika salah satu saja syarat itu sudah terpenuhi maka cairan itu disebut sebagai mani. Wanita sama dengan laki-lakinya pada kondisi tersebut. Namun, wanita tidak disyaratakan air maninya mengenai memancar seperti yang telah disebutkan oleh An NAwawi dalam Syarh Muslim dan dengan diikuti oleh Ibnu Sholah.

Baca Juga : Doa Memandikan Jenazah

Kedua, Bertemunya kemaluan dengan kemaluan yang lainnya meskipun tidak keluar air mani.

Dalam sebuah hadis dari Aisyah R.A berkata

إِنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنِ الرَّجُلِ يُجَامِعُ أَهْلَهُ ثُمَّ يُكْسِلُ هَلْ عَلَيْهِمَا الْغُسْلُ وَعَائِشَةُ جَالِسَةٌ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنِّى لأَفْعَلُ ذَلِكَ أَنَا وَهَذِهِ ثُمَّ نَغْتَسِلُ

“Seorang laki-laki bbertanya kepada Rasulullahh shallallahu ‘alaihi wa sallam tentangg seorang laki-laki yang mmenyetubuhi istrinya namun tidakk sampai keluar air mani. Apakah keduanya wajib mandi? Sedangkan Aisyah kketika itu sedang duduk di samping, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku sendirii pernah bersetubuh dengann wanita ini (yang dimaksud adalah Aisyah, pen) namunn tidak keluar mani, kemudian kami pun mandi.” (HR. Muslim no. 350)

Imam ASy Safii rahimahullah telah menyatakan bahwa yang dimaksud “Junub” dalam bahasa Arab maka dimutlatkan secara hakikat pada Jima’ atau hubungan badan meskipun tidak mengeluarkan mani. Kalau dikatakan bahwa si suami junub disebabkan karena berhubungan badan bersama istrinya maka meskipun tidak mengeluarkan mani maka itu dianggap junub.

Ketiga: Ketika berhentinya darah pada saat nifas dan haid

Dari sebuah hadis Aisyah R.A berkata pada Fathimah bin Abi Hubaisy:
فَإِذَا أَقْبَلَتِ الْحَيْضَةُ فَدَعِى الصَّلاَةَ وَإِذَا أَدْبَرَتْ فَاغْسِلِى عَنْكِ الدَّمَ وَصَلِّى
“Apabila kamu datangg haidh hendaklah kamu mmeninggalkan shalat. Apabila darah haidh bberhenti, hendaklah kkamu mandi dan mendirikann shalat.” (HR. Bukhari no. 320 dan Muslim no. 333).

Untuk nifas yang dihukumi sama dengan haid itu berdasarkan ijma’ atau kesepakatan para ulama. Asy Syaukani rahimahullah telah mengatakan bahwa “Mengenai wajibnya mandi sebab berhentinya darah karena haid tidak ada perselisihan antaraa para ulama. Yang menunjukkan bahwa hal tersebut ialah dalil Al Quran dan hadits mutawatir atau melalui jalur yang amat banyak.

Keempat: Ketika orang kafir mulai masuk islam
Hadis dari Qois bin ‘Ashim R.A mengatakan:

أَنَّهُ أَسْلَمَ فَأَمَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَغْتَسِلَ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ

“Beliau masukk Islam, lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkannya untuk manddi dengan air dan daunn sidr (daun bidara).” (HR. An Nasai no. 188, At Tirmidzi no. 605, Ahmad 5/61. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Perintah ini berlaku untuk QOis yang juga berlaku untuk yang lainnya. Didalam kaedah ushul, hukum asal perintah ialah wajib. Ulama yang telah mewajibkan mandi disaat seseorang akan masuk Islam ialah Imam Ahmad bin Hamban beserta para pengikutnya dari Ulama Hanabiah, Ibnull Mundzir, Ibnu Hazm, Imam Malik dan Al Khottobi.

Nah itulah tadi beberapa alasan mengapa mandi wajib, selanjutnya kita akan membahas seperti apa tata cara mandi wajib yang benar dan bacaan doa mandi wajib serta niat mandi wajib.

Doa Mandi Wajib, Niat dan Tata Cara Mandi wajib yang benar
doa mandi wajib

1. Jika kita sedang junub mimpi basih, keluar mani dan senggama maka itu mesti kita lakukan mandi besar, adapun bacaan niat atau doa mandi besar yaitu:

mandi wajib

Yang berarti:
Dengann menyebut nama Allah Akuu niat mandi untuk mmenghilangkan hadatss besar dari jinabah, fardluu karena Allah Ta’ala

2. Kalau mandi besarnya diakibatkan karena telah haid maka bacaan niat atau doa mandi wajib besarnya ialah:
mandi wajib 1
yang berarti bahwa:
Dengann menyebut nama Allah Akuu niat mandi untuk mmenghilangkan hadats besarr dari haid, fardlu karena Allah Ta’ala

3. Kalau mandi waib besarnya diakibatkan oleh nifas, maka bacaan niat/doa mandi wajib besarnya ialah:
mandi wajib 2
Berarti bahwa:
Dengann menyebut nama Allah Aku nniat mandi untuk mmenghilangkan hadats besarr dari nifas, fardlu karena Allah Ta’ala

Baca Juga : doa Setelah Wudhu

Kemudian adapun tata cara mandi wajib yang benar untuk junub yaitu sebagai berikut:

1. Mandi wajib junub besar mestilah diawali dengan niat / doa mandi wajib yang ikhlas dengan semata-mata untuk Allah Taala sebagai upaya untuk mensyukuri anugerahNya, mentaatinya dan sekaligus beribadah kepadaNya.

2. Didalam mandi Junub jinabat besar mesti kita pastikan bahwa air tersebut sudah mengenai seluruh tubuh sampai dengan kulit yang ada dibelakang rambut yang sedang tumbuh dimanapun itu yang ada diseluruh tubuh kita. Karena itu lakukan siraman air mesti juga dibantu dengan jari jemari tangan yang bersiap untuk mengantarkan air pada seluruh bagian tubuh yang sangat paling tersembunyipun itu.

3. Mandi junub jinabat besar itu dimulai dengan melakukan membasuh pada kedua telapak tangan hingga pergelangan tangan, dengan masing-masing sebanyak tiga kali dan adapun cara membasuhnya yaitu dengan mengguyurkan pada kedua telapak tangan tersebut dengan menggunakan air yang diambil menggunakan gayung. Dan bukannya, dengan hanya mencelupkan pada kedua telapak tangan kedalam bak air.

4. Sesudah itu dengan mengambil air pada telapak tangan untuk bisa mencuci kemaluan dengan menggunakan telapak tangan kiri sehingga menjadi bersih.

5. Kemudian pada telapak tangan kiri tersebut mulai digosokkan ke lantai atau di tembok sebanyak tiga kali, dan selanjutnya dicuci menggunakan air sampai bersih.

6. Selanjutnya lakukanlah berwudhu sebagaimana kita berwudhu untuk melakukan shalat.

7. Kemudian, kita mengguyurkan air yang berada di pundak kanan seterusnya pada area kepala dan seluruh tubuh dan menyilang-nyilangkan air dengan menggunakan jari tangan pada sela-sela rambut kepala dan rambut jenggot dan pada kumis serta rambut yang tumbuh dimana saja pada tubuh kita sehingga air tersebut merata dalam mengenai pada seluruh tubuh.

8. Kemudian jika sudah diyakini bahwa air sudah mengenail seluruh bagian tubuh maka mandi tersebut diakhir dengan membasuh pada kedua telapak hingga ke mata kaki.

9. Disunnahkan untuk tidak mengeringkan badan menggunakan kain handuk atau kain apapun itu, yang pasti jangan mengeringkan badan.

10 Disunnahkan dalam melakukan mandi wajib besar junub jinabat itu harus dilakukan dengan tertib seperti yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

Dari Sheikh Abu Bakar Jabir Al-Jzairy menyatakan bahwa
– Mandi wajib itu dimulai dengan membaca bismillah dan berniat untuk ingin menghilangkan hadast besar
– Kemudian membersihkan pada kedua telapak tangan sebanyak tiga kali, lalu bercebok.
– Membersihkan kemaluan kita, dan segala kotoran yang ada disekitarnya.
– Berwudhu dimana sama halnya dengan orang yang ingin berwudhu ketika hendak sholat, kecuali pada kedua kakinya. Namun boleh juga membersihkan pada kedua kakinya disaat berwudhu atau mengakhirnya sampai selesai mandi.
– Mencelupkan pada kedua telapak tangan dalam air, kemudian menyela-nyela ke pangkal rambut kepalanya dengan menggunakan kedua telapak tangannya tersebut, lalu membersihkan pada kepalanya dan area kedua telingannya sampai tiga kali dengan tiga cidukan.

Menurut HR. At-Tirmidzi
Menyela pada pangkal rambut hanya untuk terkhusus bagi laki-laki. Akan tetapi bagi perempuan, hanya cukup untuk mengguyurkan kepalanya sebanyak tiga kali guyuran dan kemudian menggosoknya, akan tetapi jangan mengurai atau membuka rambutnya yang dikepang, karena ada hadis yang telah meriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Ummu Salamah yang memberikan pertanyaan kepada Rasulullah, aku bertanya, wahai Rasulullah! Sesungguhnyaa aku ini perempuan yang memiliki jalinan rambut yang kuat, apakah aku boleh untuk mengurainya ketika sedang mandi junub (mandi besar)? Maka Rasulullah menjawab, jangan, karena sebetulnya cukup untuk bagimu hanya mengguyurkan air di kepalamu sebanyak tiga kali guyuran.

Mengguyur bagian tubuhnya yang hanya pada sebelah kanan menggunakan air, lalu membersihkannya dari atas hingga kebawah, lalu pada bagian yang kiri seperti itu pun secara berturut-turut sambil membersihkan pada bagian-bagian yang bersembunyi di pusar, dibawah ketiak, lutut dan lain-lainnya, dan telah diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:

Barangsiapa meninggalkan bagian tubuh yang harus dialiri air dalamm mandi janabatt walaupun satu rambutt untuk tidak dibasuhh dengan air mandii itu, maka akan diperlakukann kepadanya demikiann dan demikiann dari api neraka” HR. Abu Dawud.
Baca juga:

Demikianlah artikel tentang tata cara mandi wajib menurut rasulullah yang benar. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi anda yang sedang ingin melakukan mandi wajib. Jika ada pertanyaan mengkhusus, maka jangan ragu-ragu untuk bertanya dikolom komentar yang ada dibawah ini, dan jangan lupa untuk menyebar artikel ini agar semua orang tahu.

sumber
http://bacaandoa.com/doa-mandi-wajib-niat-dan-tata-cara-mandi-wajib-yang-benar/