Ilustrasi : Wanita menolong anjing |
Seperti kisah yang satu ini, seorang wanita pelacur rela menolong seekor anjing yang sedang kehausan, tak lama setelah itu, si wanita pun meninggal dunia. Kemudian turunlah ke bumi para Malaikat Allah untuk menyaksikan jasad si pelacur. Malaikat Raqib dan Atib sibuk mencatat-catat, sementara malaikat Malik dan Ridwan saling berebut (Si wanita pelacur masuk neraka atau surga). Lalu Allah SWT berfirman : "Wanita itu telah menebus dosa-dosanya dengan mengorbankan nyawanya demi makhluk-Ku yang lain".
Dalam sebuah riwayat dari al-Bhukari dan Muslim disebutkan: “Ketika
ada seekor anjing yang hampir saja mati karena kehausan berputar-putar
mengitari sumur, tiba-tiba ada seorang pelacur dari Bani Israil yang
melihat anjing tersebut, lalu dia melepas sepatunya dan mengambilkan air
untuk anjing itu, kemudian ia memberinya minum sehingga ia diampuni
karena perbuatannya itu"
Berikut adalah kisah selengkapnya wanita lacur yang masuk surga karena menolong seekor anjing, seperti dikutip dari catatan facebook.com.
Suatu ketika terlihat seorang perempuan muda berjalan serseok-seok
seolah menahan rasa letih. Sudah terlalu jauh ia menyusuri sepanjang
jalan, untuk mencari sesuap nasi. Menawarkan diri kepada siapa saja yang
mau, meski dengan harga yang murah, perempuan muda itu terlihat terlalu
tua dibandingkan dengan usia sebenarnya. Wajahnya Kuyu di guyur
penderitaan panjang.
Ia tidak memiliki keluarga, kerabat, ataupun sanak saudara lainya.
Orang-orang sekelilingnya menjauhinya. Bila bertemu dengan perempuan
tersebut mereka melengos menjauhinya karena jijik melihatnya.
Namun perempuan itu tidak peduli, karena pengalaman dan penderitaan
mengajarinya untuk bisa tabah. Segala ejekan dan cacimaki manusia
diabaikanya. Ia berjalan Dan Berjalan, seolah tiada pemberhentianya.
Ia tak pernah yakin, perjalananya akan berakhir. Tapi ia terus berusaha
melenggak-lenggok untuk menawarkan diri. Namun sepanjang itu Sunyi saja,
sementara panas masih terus membakar dirinya.
Entah sudah berapa jauh ia berjalan, namun tak seorangpun juga yang
mendekatinya. Lapar dan Haus terus menyerangnya. Dadanya terasa sesak
dengan nafas yang terengah-engah kelelahan yang amat sangat. Betapa
lapar dan hausnya dia.
Akhirnya sampailah ia disebuah desa yang sunyi. Desa itu sedemikian
gersangnya hingga sehelai rumputpun tak tumbuh lagi. Perempuan lacur itu
memandang ke arah kejauhan. Matanya nanar melihat kepulan debu yang
bertebaran di udara. Kepalanya sudah mulai terayun-ayun dibalut
kesuraman wajahnya yang kuyu.
Dalam pandangan dan rasa hausnya yang sangat itu. Ia Melihat sebuah
sumur di batas desa yang sepi. Sumur itu ditumbuhi rerumputan dan
ilalang kering yang rusak di sana-sini. Pelacur itu berhenti di
pinggirnya sambil menyandarkan tubuhnya yang sangat letih. rasa hauslah
yang membawa ia ke tepi sumur tua itu.
Sesaat ia menjengukan kepalanya ke dalam sumur tua itu. Tak tampak
apa-apa, hanya sekilas air memantul dari permukaanya. Mukanya tampak
menyemburat senang, namun bagaimana harus mengambil air sepercik dari
dalam sumur yang curam?
Perempuan itu kembali terduduk. Tiba-tiba ia melepaskan stagenya yang
mengikat perutnya, lalu dibuka sebelah sepatunya. Sepatu itu diikatnya
dengan stagen, lalu di julurkanya ke dalam sumur. Ia mencoba mengais air
yang hanya tersisa sedikit itu dengan sepatu kumalnya. betapa hausnya
ia, betapa dahaganya ia.
Air yang tersisa sedikit dalam sumur itu pun tercabik, lalu ia menarik
stagen perlahan-lahan agar tidak tumpah, namun tiba-tiba ia merasakan
kain bajunya ditarik-tarik dari belakang.
Ketika dia menoleh, di lihatnya seekor anjing dengan lidahnya terjulur
ingin meloncat masuk kedalam sumur itu. Sang pelacur pun tertegun
melihat anjing yang sangat kehausan itu, sementara tenggorokannya
sendiri serasa terbakar karena dahaga yang sangat.
Sepercik air kotor itu sudah ada di dalam sepatunya. kemudian dia akan
meneguknya, Anjing itu mengibas-ngibaskan ekornya sambil merintih.
Pelacur itupun mengurungkan niatnya untuk mereguk air itu. Dielusnya
kepala hewan itu dengan penuh kasih. Si Anjing memandangi air yang
berada di dalam sepatu, lalu perempuan itu meregukan air hanya sedikit
ke dalam mulut sang anjing, dan perempuan itu pun seketika terkulai
roboh sambil tangannya memegang sepatu.
Melihat perempuan itu tergeletak tak bernafas lagi, sang Anjing
menjilat-jilat wajahnya, seolah menyesal telah mereguk air yang semula
akan direguk perempuan itu. Pelacur itu benar-benar meninggal.
Para malaikatpun turun kebumi menyaksikan jasad sang pelacur. Malaikat
Raqib dan Atib sibuk mencatat-catat, sementara malaikat Malik dan Ridwan
saling berebut. Malik, si penjaga neraka sangat ingin membawa perempuan
pelacur itu ke neraka.
Sementara Ridwan, si penjaga Syurga, mencoba mempertahankanya. Ia ingin
membawa pelacur itu ke syurga. Akhirnya persoalan itu mereka hadapkan
kepada ALLAH SWT. ”Ya Allah, sudah semestinya pelacur itu mendapat
siksaan di neraka, karena sepanjang hidupnya menentang larangan Mu. ”
kata Malik.
”Tidak ! ” bantah Ridwan. Kemudian Ridwan berkata kepada Allah, ” Ya
Allah, bukankah hambaMu si pelacur itu termasuk seorang wanita yang
ikhlas melepaskan nyawanya daripada melepaskan nyawa Anjing yang
kehausan, sementara ia sendiri melepaskan kehausan yang amat sangat?”
Mendengar perkataan Ridwan, Allah lalu berfirman, ” Kau benar, wahai
Ridwan, wanita itu telah menebus dosa-dosanya dengan mengorbankan
nyawanya demi makhlukKu yang lain. Bawalah ia ke syurga, Aku
meridhoinya..”
Seketika malaikat Malik kaget dan terpana mendengar Firman Allah itu,
sementara malaikat Ridwan merasa Gembira. Ia pun membawa hamba Allah itu
memasuki surga. lalu Bergemalah suara takbir, para malaikat berbaris
memberi hormat kepada wanita, sang hamba Allah yang ikhlas itu.
Dari kisah diatas, bisa kita teladani untuk memperlakukan hewan/binatang
dengan baik dan berilah makan dan minum yang baik. Jangan sekali-kali
membiarkan mereka kelaparan. Jangan menyakiti binatang, jadilah
penyayang bagi mereka. Sesungguhnya di setiap hati yang baik terdapat
pahala. Allah SWT berfirman :
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (٧) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (٨
Artinya :
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula. (Al-Zalzalah : 7-8)
Post Comment
0 comments :
Posting Komentar