Ilustrasi : Khutbah Shalat Jum'at |
Rukun Khutbah Shalat Jum'at
Rukun khutbah ada 5 yang wajib dipenuhi, diantaranya yaitu :
- Mengucapkan Hamdallah (Alhamdulillah)
Rukun khotbah yang pertama adalah dimulai dengan mengucap atau membaca hamdalah (Alhamdulillah), yaitu lafadz memuji kepada ALLAH SWT. - Membaca Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
Rukun khutbah yang kedua yaitu membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, bisa secara singkat namun dianjurkan dengan yang panjang. - Berwasiat untuk Taqwa
Khotib mengajak atau berwasiat untuk dirinya sendiri dan para jama'ah untuk meningkatkan taqwa kepada Allah SWT, menjauhi segala larangan-Nya dan menjalankan segala perintah-Nya. - Membaca Ayat Al-Qur'an
Membaca ayat Al-Qur'an dalam khutbah berkenaan dengan tema khutbah yang disampaikan, walau satu ayat saja, asal utuh tidak sepenggal-penggal ayat hingga tidak dapat di pahami oleh para jama'at shalat jum'at - Berdoa untuk kaum Mukminin
Rukun khutbah yang terakhir atau kelima yaitu berdoa memohon ampunan atas orang-orang mukminin.
Itulah 5 Rukun Khutbah Jum'at yang wajib dipenuhi oleh seorang Khotib (orang yang menyampaikan khutbah)
Syarat Khutbah Shalat Jum'at
- Khatib berdiri pada dua khutbah ketika ia mampu dan kedua khutbah dipisah dengan duduk.Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَخْطُبُ خُطْبَتَيْنِ يَقْعُدُ بَيْنَهُمَا
Artinya :
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan dua khutbah dan duduk di antara keduanya.” (HR. Bukhari no. 928).
Juga dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَخْطُبُ قَائِمًا ثُمَّ يَقْعُدُ ثُمَّ يَقُومُ ، كَمَا تَفْعَلُونَ الآنَ
Artinya :
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berkhutbah sambil berdiri kemudian duduk lalu beliau berdiri kembali. Itulah seperti yang kalian lakukan saat ini.” (HR. Bukhari no. 920 dan Muslim no. 862) - Khutbah dilakukan kemudian shalat.
Hal ini berdasarkan banyak hadits yang menerangkannya dan adanya ijma’ atau kata sepakat para ulama dalam hal ini. - Khatib suci dari hadats kecil
maupun hadats besar, suci pula dari najis yang tidak dimaafkan yaitu
pada pakaian, badan dan tempat, begitu pula khatib harus menutup aurat.
Khutbah itu seperti shalat dan sebagai gantian dari dua raka’at yang ada pada shalat Zhuhur. Oleh karenanya sama halnya dengan shalat, disyaratkan pula syarat sebagaimana shalat. - Rukun khutbah diucapkan dengan bahasa Arab.
Rukun khutbah mesti diucapkan dengan bahasa Arab walaupun rukun khutbah tersebut tidak dipahami. Jika tidak ada yang paham bahasa Arab dan berlalunya waktu, maka semuanya berdosa dan Jumatan tersebut diganti dengan shalat Zhuhur.
Adapun jika ada waktu yang memungkinkan untuk belajar bahasa Arab, maka rukun khutbah yang ada boleh diterjemahkan dengan bahasa apa saja. Seperti ini Jumatannya jadi sah. - Berurutan dalam mengerjakan rukun khutbah, lalu berurutan pula dalam khutbah pertama dan kedua, lalu shalat.
Jika ada jarak yang lama (yang dianggap oleh ‘urf itu lama) antara khutbah pertama dan kedua, juga ada jarak yang lama antara kedua khutbah dan shalat, khutbah jadi tidak sah. Jika mampu, wajib dibuat berurutan. Jika tidak, maka shalat Jumat diganti shalat Zhuhur. - Yang mendengarkan rukun khutbah adalah 40 orang yang membuat jumatan jadi sah.
- Khutbah Jum'at dilakukan dalam waktu dzuhur
Itulah beberapa Syarat dan Rukuh Khutbah Shalat Jum'at yang
wajib dipahami khususnya bagi para khotib. Karena tanpa memenuhi syarat
dan rukun, maka bisa mengakibatkan sholat jum'at menjadi tidak sah.
Post Comment
0 comments :
Posting Komentar